ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT DENGAN METODE ABC, ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ), DAN REORDER POINT (ROP) DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT “X” SURABAYA

Pengendalian persediaan obat bertujuan untuk menghindari kejadian stockout dan stagnant, sehingga permintaan dan persediaan dapat seimbang. Permintaan obat yang tidak terpenuhi dapat menyebabkan perawatan tertunda sehingga pelayanan menjadi tidak baik. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis persediaan obat dengan metode ABC, EOQ, dan ROP pada instalasi farmasi Rumah Sakit “X” Surabaya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan rancangan pendekatan studi cross sectional. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder. Data primer didapatkan dari hasil wawancara. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam terkait variabel yang diteliti. Data sekunder didapatkan dari data konsumsi obat dan data pengadaan obat. Hasil penelitian ini adalah terdapat jumlah item obat kelompok A sebesar 27,01% dengan menyerap anggaran sebesar 87,74%, jumlah item obat kelompok B sebesar 18,44% dengan menyerap anggaran sebesar 7,89%, jumlah item obat kelompok C sebesar 54,55% dengan menyerap anggaran sebesar 4,37%. Analisis metode ABC dapat membantu petugas farmasi untuk memprioritaskan dan mengawasi persediaan obat pada golongan A karena memiliki nilai investasi yang tinggi. Setelah itu, metode EOQ dapat digunakan untuk mengetahui jumlah yang ekonomis yang harus disimpan agar dapat mengurangi biaya penyimpanan. Metode EOQ dan ROP belum dilakukan oleh Rumah Sakit “X” Surabaya dalam pengendalian persediaan obat. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah perhitungan perencanaan yang belum mengaplikasikan rata-rata pemakaian obat, pengadaan obat yang terkadang tidak bisa memenuhi permintaan obat, belum dilakukannya perhitungan EOQ dan ROP oleh Rumah Sakit “X” Surabaya. Saran yang dapat diberikan adalah melakukan perhitungan rata-rata pemakaian obat dalam perencanaan obat, melakukan perhitungan EOQ dan ROP agar persediaan menjadi efisien dan dapat menghindari kejadian stockout maupun stagnant